[Blurb]
Tujuh tahun lalu, kematian Reza membuat Galih lari ke Jakarta. Namun, penyesalan tidak mudah dienyahkan begitu saja. Ketika kesempatan untuk kembali ke Bali datang lewat promosi karier, Galih mantap untuk pindah. Ia harus mencari Roy dan menyelesaikan segala hal yang tersisa di antara mereka.
Roya begitu terkurung dalam perasaan bersalah. Kanaya, adiknya, menderita seumur hidup karena kekonyolannya tujuh tahun lalu. Roya merasa tidak memiliki hak untuk berbahagia dan menghukum dirinya secara berlebihan. Kehadiran Galih mengajarkan Roya cara memaafkan diri sendiri.
Saat karier Galih makin mantap dan Roya mulai mengendalikan haknya untuk berbahagia, karma ternyata masih menunggu mereka di ujung jalan.
Judul Buku: Purple Prose
Penulis: Suarcani
Jumlah Halaman; 304 pages
Tanggal Terbit: 29 Oktober 2018
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN13: 9786020614137
Di sini kita bisa mengenal Galih. Dibalik sikap isengnya yang menghibur, tersimpan sisi kelam yang membuatku berandai-andai Galih tidak mendapat teman-teman yang salah di masa lalu.
Roya yang kikuk dan selalu rendah diri, karena merasa bersalah kepada adiknya- Kanaya- selama tujuh tahun menjadi pribadi tertutup.
Misteri yang muncul sejak awal sangat membuatku penasaran dengan benang merah apa yang terjadi antara Galih dan Roya.
Tema yang diangkat cukup sensitif, tapi sangat dekat dengan keseharian. Setting cerita di Bali dengan deskripsi lokasi dan budaya yang detail membuatku ingin menginjakkan kaki ke Bali. Pemilihan Pov 3 bergantian Roya dan Galih menurutku sangat tepat untuk menyajikan cerita ini.
Aku suka covernya. Mewakili tokoh Roya yang suka membakar dupa.
“Jujur dan bertanggung jawab, itulah ciri lelaki sejati, Galih. Kamu harus mengingat itu sampai sisa hidupmu. Mengerti?” (Page 254)
Pas nyampe epilog aku gak mau bukunya tamat. 😣 Aku sangat-sangat berharap ada sekuelnya. Dari sudut pandang Kanaya, atau tokoh lain yang terkait dengan kejadian itu.
Dari membaca buku ini, kita akan menyadari bahwa masa lalu tidak bisa diubah, memang penerimaan butuh waktu, tapi penyesalan tidak akan membawa kita kemana-mana.
Buku ini ku rekomendasikan untuk yang ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan tidak berlarut-larut dengan rasa bersalah